SEJARAH ISLAM MASA
AMIRUL MUKMININ UMAR BIN KHATTAB
1.
Umar
sebelum menjadi Khalifah.
Sebelum Masuk Islam:
·
Menurut
Imam al-Dzahabi, Umar bin Khattab lahir pada tahun ke-13 setelah Tahun Gajah.
·
Anak
dari Khattab (Banu Adi) seorang yang pemberani, cerdas, & sangat dihormati
Quraisy dan Ibunya, Hantamah
bint Hisyam ibn al-Mughirah; jadi, adiknya Abu Jahl, dan Umar termasuk misanan
Khalid ibn al-Walid dari pihak ibu, yang berasal dai Banu Makhzum.
·
Perekonomiannya
menengah-bawah, sejak kecil dia harus membantu ayahnya untuk menggembalakan
unta atau kambing, dan mengangkat kayu bakar, dan biasanya menggunakan pakaian
yang sangat pendek terbuat dari bahan yang sangat kasar.
·
Sejak
kecil dia dididik dengan baca tulis, puisi, berkuda, teknik pedang, dan tidak
lupa dia juga disuruh untuk menggembala kambing.
·
Ayahnya
mendidiknya dengan keras (tidak ada kompromi untuk suatu kesalahan).
·
Hobinya
adalah bergulat, minum khamr, bersama wanita2 (terutama saat bulan Haram) dan
menunggang kuda.
·
Dia
sebenarnya pedagang, tapi tidak bisa kaya sebab kurang bisa bergaul dengan
baik, dan setiap ke Syam dia lebih suka berdiskusi menambah pengetahuan dari
pada menfokusi perdagangannya.
·
Dia
adalah orang yang sangat membenci Islam sebab Islam telah memecah bangsanya bentuknya dengan menganiaya budak
islam, ingin membunuh Muhammad.
Masuk Islam & Perjuangan pada masa Nabi:
·
Menurut
Imam al-Dzahabi dan masuk Islam pada usia 27 tahun.
·
Masuk
islamnya adalah saat dia mendengarkan kebenaran ayat-ayat Allah (QS. Thaha
(20): 1 – 8) dan QS. 69:42-47 à kesadaran
ilmiah.
·
Setelah
masuk islam dialah yang pemberani dan banyak jasa dalam islam:
~ Terang-terangan masuk islam & Hijrah.
~ Mengikuti perang-perang penting (Badr, Uhud, dll).
~ Berani berbeda dengan Nabi, bahkan sering kali
pendapatnya menjadi sebab turunnya ayat c: ayat tentang tawanan perang, ayat
tentang Hijab, ayat tentang
istri-istri Nabi, dll.
Perjuangan pada masa Khalifah Abu Bakar:
·
Orang
yang pertama kali membaiat Abu Bakar (menyelamatkan umat islam dari perpecahan).
·
Menjadi
Wazir/ wakil dari Abu Bakar, yang seringkali memberikan sumbangan saran/
pendapat kepada Khalifah Abu Bakr dalam memecahkan masalah.
·
Bahkan
sering berbeda pendapat c: pengangkatan Usamah, perang melawan orang yang tidak
mau membayar zakat, sikap terhadap Khalid bin Walid, dll à tapi tetap obyektif & bisa mendudukkan dengan baik.
2.
Proses
terpilihnya Umar bin Khattab menjadi Khalifah.
·
Pada saat sakit, Abu
Bakr sadar bahwa potensi hidupnya tidak lama lagi, dab dia harus segera memilih
pemimpin penggantinya, karena dia tidak ingin peristiwa Tsaqifah Banu Saidah
terjadi lagi.
·
Kemudian Abu Bakr yang
sudah mengantongi calonnya yakni Umar bin Khattab, mengajak diskusi beberapa
sahabat penting saat itu.
Abdurrahman ibn ‘Awf : “Dialah
yang mempunyai pandangan terbaik, tetapi dia terlalu keras.”
Utsman ibn Affan : “Isi
hatinya lebih baik daripada lahirnya. Tak ada orang yang seperti dia di
kalangan kita.”.
Thalhah ibn Ubaidillah : “Sudah
Anda lihat bagaimana ia menghadapi orang padahal Anda ada di sampingnya.
Bagaimana pula kalau sudah Anda tinggalkan?”
Juga dengan Sa’id ibn Zaid ibn Amr,
Usaid ibn Hudzair, dan beberapa pemuka Muhajirun dan Anshar.
Keluhan Abu Bakar: “Saya menyerahkan persoalan ini
kepada orang yang terbaik dalam hatiku. Tetapi, kalian merasa kesal, karenanya
menginginkan yang lain… Ya Allah, yang kuinginkan untuk mereka hanyalah yang
terbaik untuk mereka. Aku khawatir mereka dilanda kekacauan.”
Sejumlah orang mendukung
pilihannya.
·
Tampaknya, para Sahabat
pun belum dapat sama sekali menanggalkan persepsi mereka masing-masing terhadap
Umar bin Khattab, yang pada intinya mereka agak keberatan dengan sikap umar
yang terlalu keras.
·
Akhir cerita: Abu Bakar
berwasiat agar Umar bin Khattab menjadi penggantinya.
·
Reaksi muncul, tetapi
agaknya Anshar ada di belakang Umar, Quraisy lain mungkin “tak berani”
mengajukan klaim-klaim hak mereka.
3.
Pidato politik Umar bin
Khattab dan pembaiatan umat islam kepadanya.
·
Umar menangkap adanya
keberatan dari sahabat Nabi terhadap sikapnya yang keras, oleh karena itu,
dalam pidato politiknya Umar berusaha meyakinkan kepada umat islam akan
kepemimpinannya, dan ternyata dengan komunikasi yang baik, Umar berhasil
meyakinkan umat islam saat itu yang kemudian mendukungnya.
PIDATO
AWAL AMIRUL MUKMININ
"Saya
mendapat kesan, orang merasa takut karena sikap saya yang
keras.
Kata mereka Umar bersikap demikian keras kepada kami, sementara
Rasulullah
masih berada di tengah-tengah kita, juga bersikap
keras
demikian sewaktu Abu Bakr menggantikannya. Apalagi sekarang,
kalau
kekuasaan sudah di tangannya. Benarlah orang yang berkata
begitu.
"...
Ketika itu saya bersama Rasulullah, ketika itu saya budak dan
pelayannya.
Tak ada orang yang mampu bersikap seperti Rasulullah,
begitu
ramah, seperti difirmankan Allah: Sekarang sudah datang
kepadamu
seorang rasul dari golonganmu sendiri: terasa pedih hatinya
bahwa
kamu dalam penderitaan, sangat prihatin ia terhadap kamu,
penuh
kasih sayang kepada orang-orang beriman. (Qur'an, 9:128) Di
hadapannya
ketika itu saya adalah pedang terhunus, sebelum disarungkan
atau
kalau dibiarkan saya akan terus maju. Saya masih bersama
Rasulullah
sampai ia berpulang ke rahmatullah dengan hati lega terhadap
saya.
Alhamdulillah, saya pun merasa bahagia dengan Rasulullah.
"Setelah
itu datang Abu Bakr memimpin Muslimin. Juga sudah
tidak
asing lagi bagi Saudara-saudara, sikapnya yang tenang, dermawan
dan
lemah lembut. Ketika itu juga saya pelayan dan pembantunya. Saya
gabungkan
sikap keras saya dengan kelembutannya. Juga saya adalah
pedang
terhunus, sebelum disarungkan atau kalau dibiarkan saya akan terus
maju.
Saya masih bersama dia sampai ia berpulang ke rahmatullah dengan
hati
lega terhadap saya. Alhamdulillah, saya pun merasa bahagia
dengan
Abu Bakr.
"Kemudian
sayalah, saya yang akan mengurus kalian. Ketahuilah
Saudara-saudara, bahwa
sikap keras itu sekarang sudah mencair. Sikap
itu hanya terhadap
orang yang berlaku zalim dan memusuhi kaum
Muslimin. Tetapi buat
orang yang jujur, orang yang berpegang teguh
pada agama dan berlaku
adil saya lebih lembut dari mereka semua.
Saya tidak akan
membiarkan orang berbuat zalim kepada orang lain
atau melanggar hak
orang lain. Pipi orang itu akan saya letakkan di
tanah dan pipinya yang
sebelah lagi akan saya injak dengan kakiku
sampai ia mau kembali
kepada kebenaran. Sebaliknya, sikap saya yang
keras, bagi orang yang
bersih dan mau hidup sederhana, pipi saya ini
akan saya letakkan di
tanah.
"Dalam
beberapa hal, Saudara-saudara berhak menegur saya.
Bawalah
saya ke sana; yang perlu Saudara-saudara perhatikan, ialah:
"Saudara-saudara
berhak menegur saya agar tidak memungut pajak
atas
kalian atau apa pun yang diberikan Allah kepada Saudara-saudara,
kecuali
demi Allah; Saudara-saudara berhak menegur saya, jika ada
sesuatu
yang di tangan saya agar tidak keluar yang tak pada tempatnya;
Saudara-saudara
berhak menuntut saya agar saya menambah penerimaan
atau
penghasilan Saudara-saudara, insya Allah, dan menutup segala
kekurangan;
Saudara-saudara berhak menuntut saya agar Saudarasaudara
tidak
terjebak ke dalam bencana, dan pasukan kita tidak terperangkap ke tangan musuh;
kalau Saudara-saudara berada jauh dalam
suatu
ekspedisi, sayalah yang akan menanggung keluarga yang menjadi
tanggungan
Saudara-saudara.
"Bertakwalah
kepada Allah, bantulah saya mengenai tugas Saudara-saudara,
dan
bantulah saya dalam tugas saya menjalankan amar ma 'ruf
nahi
munkar, dan bekalilah saya dengan nasihat-nasihat Saudara-saudara
sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan Allah kepada saya
demi
kepentingan Saudara-saudara sekalian. Demikianlah apa yang
sudah
saya sampaikan, semoga Allah mengampuni kita semua."
4.
Gambaran umum ekspansi
islam di era Umar bin Khattab[1]:
634 M:
·
Kekuatan Bizantium
dikalahkan di Syiria Selatan.
635 M:
·
Damaskus direbut, dan
disusul oleh beberapa kota Syiria yang lainnya.
636 M:
·
Perang Yarmuk, dekat
sungai Yordan, menghancurkan sebuah pasukan militer Bizantium yang kuat yang
dipimpin oleh saudara Kaisar, yang terbunuh; setelah itu Syiria terbuka;
Damaskus direbut kembali.
637 M:
·
Perang Qâdisiyyah,
dekat Hirah, menghancurkan tentara Sâsâni yang kuat yang dikomando oleh
jenderal utama Rustam yang terbunuh; Irak sebelah barat Tigris terbuka; ibukota
Sâsâni, Ctesiphon (Mada’in), Yerusalem direbut; Bashrah dan Kufah didirikan
sebagai kota-kota garnisun.
640 M:
·
Caesarea (pelabuhan
dekat Palestina) akhirnya direbut, tidak ada kekuatan Bizantium apapun yang
tersisa di Syria, Mesir diserbu (berakhir tahun 639) Khûzistân direbut.
641 M:
·
Mosul direbut; tidak
ada kekuasaan Sâsâni apapun yang tersisa di sebelah barat pegunungan Zagrosi;
perang Nihavand di Zagros membuka (menaklukkan) daerah tersebut dengan
menghancurkan tentara Sâsâni yang tersisa; Babilon di Mesir (Fusthâth/Kairo
lama) direbut.
642 M:
·
Iskandariah direbut;
Barqah (Tripolitania) disergap (642-643); penyergapan-penyergapan ke arah
pantai Makran, Iran tenggara.
5.
Kebijakan-kebijakan
politik dan pengaturan pemerintahan Umar bin Khattab.
·
Mengatur seluruh
strategi perluasan islam bahkan pada beberapa hal sampai dengan strategi
teknis.
·
Menegakkan keadilan
tanpa pandang bulu, menindak orang-orang yang dholim dengann tegas (dicopot
jabatannya, dll).
·
Membentuk Hakim (Qadhi)
di kota besar (Madinah, Syam, Mesir, dan Persia).
·
Membentuk lembaga
keuangan dan melakukan sensus penduduk.
·
Mengendalikan seluruh
sistem pemerintahan dengan ketat (supervise/ pengendalian ketat).
·
Menekankan keimanan,
tanggung jawab sosial diatas pribadi hidup sederhana, keteladanan kepada
seluruh wakil-wakilnya didaerah.
·
Umar melarang memberi
zakat pada muallaf.
·
Dimulai penanggalan
Hijriyah berdasarkan Hijrahnya Umat Islam, sebagai upaya penguatan identitas
muslim.
·
Talak tiga sekali
ucapan
·
Pembagian harta
ghonimah yang tersentral & membentuk departemen keuangan.
·
Melakukan sensus
penduduk.
·
Penghapusan nikah
mut’ah
·
Melarang mengumpulkan
hadits, kemudian membiarkannya.
6.
Selain
kebijakan-kebijakan yang progressif, umar juga mengendalikan islam saat itu
dengan pola kepemimpinan sosial yang baik, yakni:
·
Pola hidup Umar yang
sederhana, dan sangat mengutamakan kesejahteraan umatnya khususnya orang fakir
miskin daripada keluarganya sendiri.
·
Kasus saudara Umar yang
minta bagian maal lebih banyak, yang ditolak, karena lebih mendahulukan muslim
yang mempunyai jasa terhada islam terlebih dahulu, berdasarkan masuknya, dan
kualitas jasanya.
·
Kasus anaknya Amr bin
Ash yang menganiaya orang miskin yang kemudian dihukum dengan keras.
·
Kasus seorang Yahudi
yang mengadu ke Umar karena rumahnya digusur oleh Amr di Mesir, yang kemudian
Amr diperingatkan oleh Umar dengan tulang yang digaris dengan pedangnya.
·
Kasus pembantu yang
mencuri malah dibela, malah juragannya yang dihukum sebab tidak melaksanakan
haknya.
·
Kasus anaknya Umar bin
Khattab yang minum Khamr kemudia dihukum 2 kali lipat oleh umar langsung
kemudian sakit & meninggal.
·
Saat perjalanan menuju
ke Palestina gantian dengan pembantunya serta sikap Umar melihat sambutan
mewahnya Muawiyah
·
Kasus saat paceklik
Umar hidup prihatin sama seperti rakyatnya, dan senantiasa mengontrol keadaan
umatnya, bahkan pada suatu malam ada seorang ibu yang memasak batu untuk
menenangkan anaknya karena tidak punya makanan, ketika Umar tahu hal itu, maka
dia langsung turun tangan menyelesaikannya saat itu juga. Karena takut akan
pertanggung jawaban nantinya diakherat.
·
Sangat takut akan pertanggung
jawaban sebagai pemimpin di akherat, sehingga dia benar-benar totalitas untuk
membantu umatnya.
7.
Terbunuhnya Umar bin
Khattab.
·
Umar meninggal pada
tahun 644 pada usia sekitar 52 (ada yang mengatakan 54 dan 60) tahun, akibat
luka-luka yang ditikamkan oleh Abu Lulu’ah, budak dari Persia milik Mughirah
ibn Syu’bah yang tidak puas atas keputusan Umar menyangkut nasibnya.
·
Sebelum meninggal Umar
bin Khattab mnemilih 6 orang dewan Syuro’ untuk memilih penggantinya, dan
mereka dilarang memilih anaknya Umar sendiri Abdullah bin Umar (lihat proses
pemilihan Utsman).